Question?

(+62) 81 2662 4587

Friday, April 12, 2019

Kompetensi bukan bagian dari Penilaian Kinerja (atau Hasil Kerja) (Bag 1)


Metode penilaian hasil kerja telah menjadi perdebatan selama ini. Apalagi jika bukan tentang bagaimana caranya, apa yang akan dinilai, dan lain-lain. Perdebatan itu melahirkan pendekatan-pendekatan baru yang semakin maju (objektif), atau yang sedikit menyeleweng dari kerangka berpikir.

Saya akan mulai pelan-pelan.
Dalam hal ini saya mengajukan dalil pertama bahwa kinerja dan hasil kerja harus dibedakan terlebih dahulu.

Kenapa saya membedakan kinerja dan hasil kerja?

Pertama, Saya membedakan hanya untuk memudahkan penjelasan. Walaupun KBBI menjelaskan kinerja sebagai (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan, (3) kemampuan kerja (tentang peralatan), tapi belum bisa membedakan antara apakah kinerja itu adalah sesuatu yang dicapai (dalam maksud hasil akhir), atau bagaimana sesuatu memiliki kemampuan kerja tertentu yang disyaratkan (saat bekerja). Kinerja saya spektrumkan menjadi tinggi-rendah, sementara Hasil Kerja saya spektrumkan dengan tercapai-tidak tercapai. Sekilas sama, tapi mari kita coba perbedaannya.

Ibaratnya didepan kita ada sebuah mesin, dalam industri, salah satu metode untuk mengukur "kinerja" mesin adalah OEE atau Overall Equipment Effectiveness. Sederhananya OEE akan melihat downtime, loss dan defect pada produk (hasil). Hasilnya, jika OEE tidak sesuai standar yang ada, maka perlu dilakukan proses peningkatan pada mesin agar dapat bekerja dengan baik dan maksimal. Jadi secara fundamental, apakah yang dianggap kinerja pada mesin itu dapat disebut sebagai hasil akhir (produk) untuk dinilai? Tentu bukan, walaupun mesin tersebut memang akan memproduksi produk-produk yang telah ditetapkan. OEE bersifat prediktor. Dengan menghitung OEE, maka dapat diprediksi kinerja mesin atau apakah mampu/tidaknya mesin tersebut mencapai/tidak mencapai target yang ditetapkan.

Lalu hasil kerja? Ya jelas, itulah produk akhir dari mesin tersebut yang telah ditetapkan. Jadi mengkalkulasi kinerja (seperti OEE) akan menghasilkan sebuah prediksi akan apakah hasil kerja yang ditetapkan terhadap mesin tersebut dapat tercapai atau tidak.

Kita lanjut...

Lalu apa hubungannya dengan judul?

Sebenarnya saya tertarik untuk menulis ini karena seringkali melihat praktek penilaian akhir hasil kerja tahunan suka ditambah-tambahkan dengan kolom kompetensi (sekedar buka-bukaan, saya dulu juga mempraktekkan hal yang sama lho), dan hasilnya digabungkan dengan hasil akhir kerja.

Setelah dipikir ulang, perasaan mengganjal itu pun mulai menjadi pertanyaan besar tentang, apa yang seharusnya dinilai pada penilaian akhir tahunan tentang sebuah jabatan. Hingga saya sampai pada kesimpulan bahwa tidak tepat jadinya jika kompetensi dinilai hasilnya dan digabungkan hasilnya dengan hasil akhir kerja (kebanyakan akan berkata KPI, lain kali saya mau tulis tentang ini juga) sebelum disebut Nilai PA (Performance Appraisal)

Karena...

bersambung...




Fawzan Yahya Patria - Consultant
Learning Human Capital
Share:

1 comments:

Anonymous said...

Test Comment