Question?

(+62) 81 2662 4587

Sunday, April 21, 2019

Mau implementasi flexi-time? Pahami dulu biar tidak gagal paham


Metode penyelesaian pekerjaan berkembang dari waktu ke waktu. Beberapa jenis pekerjaan menuntut kehadiran secara terus menerus di ruang penyelesaian kerja (sering dikatakan ruang kerja). Namun perkembangan industri 4.0 dapat juga disikapi dengan bijak untuk mencapai efisiensi penyelesaian kerja.

Perusahaan yang menghasilkan produk barang, memang cukup terbatas dalam hal ruang penyelesaian pekerjaan. Perusahaan jenis ini membutuhkan alat-alat dan perkakas yang tidak dapat dengan mudah dipindahkan setiap saat. Mesin-mesin produksi yang besar, sparepart untuk menjaga, kesiapsiagaan apabila terjadi masalah pada alat produksi, membuat para pekerjanya butuh hadir di lokasi penyelesaian pekerjaan tersebut. Perusahaan seperti ini cenderung memiliki ruang penyelesaian kerja tetap yang luas, membutuhkan banyak sekali beban sewa, operasional, pemeliharaan, dan lain-lainnya.

Beda sekali dengan perusahaan (yang diawali dengan) IT, industri kreatif, dan sejenisnya yang memiliki ruang penyelesaian kerja yang lebih luas dan tidak terbatas dengan alat-alat penyelesaian kerja yang membuat para pekerjanya harus menempel ketat dengan peralatan tersebut untuk menyelesaikan pekerjaannya. Perusahaan seperti ini cenderung memiliki ruang penyelesaian kerja tetap yang tidak terlalu luas, (relatif kecil malahan), mengurangi banyak sekali beban sewa, operasional, pemeliharaan dan lain sebagainya.

Apa hubungannya dengan efisiensi?

Bukan berarti perusahaan yang membutuhkan ruang penyelesaian kerja tetap yang luas menjadi kurang efisien dibandingkan industri sebaliknya. Akan tetapi, baiknya setiap industri mulai membuka mata dan berevolusi mengejar efisiensi. Saat ini banyak perusahaan bermunculan untuk menyediakan produk dan layanan sejenis yang sudah ada di pasaran. Mereka siap menggerogoti pangsa pasar didalamnya sudah terdapat singgasana-singgasana nyaman market leader sebelumnya.

Menghasilkan barang dan jasa yang efektif sudah bukan lagi hal yang menyulitkan. Akses terhadap sumberdaya produksi saat ini semakin mudah dan tidak selalu dimonopoli oleh market leader. Perbedaannya ada di apakah proses di masing-masing perusahaan sudah sama efisiennya?

Perusahaan besar boleh menang di economic scale production. Tapi perusahaan kelas sedang hingga kecil, musti menang di efisiensi prosesnya. Tak hanya itu, seluruh perusahaan juga secara terus menerus mencari cara untuk mengurangi "waste" dalam setiap proses yang mereka lakukan untuk mencapai efisiensi maksimal.

Kenapa Flexi Time?

Flexi-time atau flexible time hanya satu dari sekian banyak metode untuk efisiensi proses pada sub konteks meng-efisiensi-kan ruang penyelesaian kerja. Terkadang seringkali dikaitkan bahwa implementasi flexi-time berkaitan positif dengan kualitas kerja yang dihasilkan. Beban penyediaan ruang penyelesaian kerja dapat diminimalisir melalui penerapan flexi time ini. Walaupun terkadang implementasi flexi-time tanpa aturan membuat pergeseran jam kerja yang tadinya 8 jam per hari, menjadi unlimited work respond time per hari nya.

Flexi Time

Flexi-time atau flexible working time adalah penerapan jam kerja untuk mengefisiensikan ruang penyelesaian kerja pada suatu organisasi. Yang harus diingat adalah, yang di efisiensikan adalah ruang penyelesaian kerjanya, bukan hasil pekerjaannya. Karyawan tidak dituntut untuk datang dari jam 8 hingga jam 5 sore setiap hari nya, namun dituntut untuk menyelesaikan rencana kerja mealui ruang penyelesaian kerja tanpa batas. Penerapan jam kerja sendiri kami klasifikasi menjadi:

Fixed Time
Fixed Time adalah penerapan jam kerja konvensional yang menurut kesepakatan internasional, dibatasi menjadi 8 jam kerja per hari jika bekerja 5 hari dalam seminggu, atau 40 jam kerja dalam seminggu. Jam kerja seperti ini bersifat rigid sesuai kesepakatan. Seringkali diasumsikan keterlambatan untuk masuk bekerja pada jam yang ditentukan dapat dikaitkan dengan potensi kerugian yang dapat diderita oleh perusahaan. Seperti keterlambatan operator line produksi masuk ruang penyelesaian kerja, dapat membuat aliran produksi terhambat dan perusahan tidak dapat mencapai target harian yang telah ditetapkan dalam kuantitas/kualitas produk.

Jam kerja fixed time ini sendiri memiliki modifikasi, seperti Tolerance-Fixed Time, dimana karyawan dapat memilih waktu toleransi masuk dan pulang kerja dengan catatan terpenuhi 8 jam dalam sehari.

Flexible Time
Seiring perkembangan industri dan teknologi, jam kerja flexible time mulai diperkenalkan dan populer di kalangan pengusaha, terlebih mereka yang telah memanfaatkan teknologi dalam bekerja yang memungkinkan untuk berkoordinasi dan korespondensi melalui jarak jauh sehingga kehadiran mereka secara fisik tidak lagi diperlukan.

Jam kerja seperti ini berlaku dinamis sesuai kesepakatan. Keterlambatan submit hasil kerja lah yang dapat dikatikan dengan potensi kerugian yang dapat diderita oleh perusahaan. Seperti keterlambatan seorang desain grafis dalam menyampaikan hasil pekerjaannya kepada atasan/klien nya sehingga terjadi keterlambatan perusahaan dalam meraih keuntungan.

"Jam kerja Flexi ini memiliki 2 model, yaitu flexi time dengan core time, dan flexi time tanpa core time"
  • Flexi time with core time, penambahan core time dalam flexi time ini mengartikan bahwa perusahaan tetap mewajibkan karyawan untuk memenuhi sekian jam dalam satu periode untuk berada di kantor, apakah untuk kepentingan meeting rutin, meeting progress dan lain sebagainya. Seperti seorang karyawan flexi time diwajibkan untuk berada di kantor selama 20 jam dalam 1 minggu pada waktu-waktu yang dapat ia tentukan sendiri disamping ada waktu khusus seperti setiap senin pagi dan rabu pagi untuk meeting wajib internal.
  • Flexi time with no core time, dimana tanpa adanya core time, karyawan benar-benar bebas mengatur diri sepanjang tugas yang diberikan selesai tepat pada waktunya. Mirip freelance? bisa jadi. Bedanya freelance dihitung sebagai self-employment, sementara flexi time employee terikat pada perjanjian kerja dengan perusahaan tempat ia bekerja.


Bagaimana cara implementasi Flexi Time?

Pertama, Jenis Pekerjaan
Harap diperhatikan, bahwa tidak semua jenis pekerjaan saat ini dapat mengimplementasikan jam kerja fleksibel. Identifikasi jenis-jenis pekerjaan yang berpotensi memiliki ruang penyelesaian kerja yang dapat dibuat lebih luas hingga keluar kantor. Segala bentuk pekerjaan yang terikat dengan mesin-mesin produksi besar yang tidak fleksibel untuk berpindah, tidak dapat dikategorikan sebagai jenis pekerjaan yang akan fit dengan metode flexi time, setidaknya tidak untuk saat ini.

Kedua, Set Mindset
Kebiasaan bahwa biasanya kantor (ruang penyelesaian kerja) haruslah penuh dengan karyawan harus perlahan-lahan dikikis dan digantikan dengan mindset bahwa karyawan haruslah berkontribusi penuh pada hasil dan kualitas hasil kerja.

Ketiga, Infrastruktur
Penyebab flexi-time mulai populer adalah kemajuan infrstruktur teknologi informasi. Maka tanpa hal ini, flexi-time tidak akan bisa diterapkan. Perhatikan apakah infrastruktur teknologi di perusahaan anda sudah siap untuk mengakomodasi lalu lintas pekerjaan dengan penerapan jam kerja seperti ini, baik kecepatan data maupun kerahasiaan.

Keempat, Setting dan Delegasi Pekerjaan
Sebelum implementasi, masing-masing unit diharapkan dapat mempersiapkan bagaiman setting dan pembagian pekerjaan pada setiap member unit tersebut. Proses setting termasuk dengan bagaimana cara komunikasi dalam setiap pekerjaan yang ada, hingga menyiapkan dan menilai target hasil kerja.


Admin
Learning Human Capital
Share:

0 comments: