Question?

(+62) 81 2662 4587

Wednesday, June 19, 2019

Tidak Perlu Pelit Beri Lemburan

Image result for lembur karyawan

Semalam dapat curhat tentang leadership dan managerial dan jadi punya ide bikin catatan kecil.

Ini menjadi pelajaran dan pengingat untuk saya juga seiring bertambahnya usia, kematangan dan pengalaman. Leading people itu tidak seperti leading mesin mesin produksi dengan pendekatan mekanik. Semua pasti setuju kalimat penggugah ini. Tapi apakah semua mampu mengimplementasikannya secara manusiawi atau mekanikal?

Seorang sahabat saya menceritakan bahwa suatu waktu dirinya ditegur oleh manager di tempat dia bekerja "Jangan terlalu pelit beri lembur ke anak buah"

Jangan terlalu pelit beri lembur ke anak buah

Mungkin bertahun-tahun yang lalu saya akan langsung memberi tambahan bahwa "lembur harus diberikan sesuai kebutuhan, sesuai kepentingan pekerjaan agar biaya lembur tidak memberatkan perusahaan". Tapi mari kita coba pandangan lain untuk balancing pendapat tersebut.

Lembur terjadi apabila dianggap adanya kebutuhan untuk menyelesaikan pekerjaan yang mendesak. Urusan lembur melembur ini diatur oleh perundangan di Republik Indonesia bahkan. Lembur tidak dapat dipaksakan, dan musti melalui kesepakatan karena lembur pada dasarnya adalah pelanggaran dari perjanjian kerja yang umumnya delapan atau tujuh jam dalam satu hari.

Akan tetapi, lembur juga berarti uang bagi anak buah yang masih berhak mendapatkan pembayaran lembur di perusahaan. Bagi mereka, menurut pengalaman saya, lembur adalah berkah untuk menambah pundi-pundi mereka setiap bulan untuk memenuhi atau sedikit melebihi kebutuhan hidup mereka dan/atau keluarga yang ditanggungnya.

tidak secara jomplang "menolak" memberikan lembur anak buah, tapi juga tidak secara boros dan serampangan memberikan lembur tanpa hasil yang bisa dinikmati bersama

Ada dua tarik menarik kepentingan dalam urusan lembur ini. Tapi kembali ke case sahabat saya, begini offering yang saya berikan.

Pertama, berangkat dari leading people itu tidak bisa menggunakan model mekanik yang kaku. 

Kedua, melihat latar belakang dan kebiasaan di perusahaan juga butuh diperhatikan seorang leader. Leader yang compliance itu baik, tapi lebih baik lagi leader yang paham situasi dan mau bersabar dalam situasi yang tidak nyaman untuk dirinya. Kebiasaan memberikan lembur pada anak buah belum tentu dikatakan hal yang tidak baik, tergantung kacamata melihat dari sudut mana. Dalam environment yang terbiasa dengan pemberian lembur, maka sebaiknya leader mempertimbangkan untuk sedikitnya masuk dalam situasi dengan tetap menjaga kepatutan. Artinya, tidak secara jomplang "menolak" memberikan lembur anak buah, tapi juga tidak secara boros dan serampangan memberikan lembur tanpa hasil yang bisa dinikmati bersama. Environment dimana para staf di unit lain sering mendapat/ditugaskan lembur oleh atasannya dan mendapat kompensasi atas itu, sedikit banyak akan menjadi tolok ukur bagi staf di unit leader lain yang merasa kurang dari sisi penghasilan bulanan yang mereka terima.

Ketiga, memberikan sedikit tambahan uang melalui lembur kepada anak buah, dalam realitanya membuat anak buah happy dan menganggap leader memperhatikan kebutuhan mereka akan rupiah yang akan mereka dapatkan dari lemburan. Ingat, konsep leader ideal hanya bisa tercapai apabila anak buah dalam kondisi perut cukup terisi. Melebihkan sedikit lembur untuk mengisi kantong anak buah, juga bisa dilihat efek positif nya yaitu mendekatkan anak buah pada atasan, menciptakan hubungan mutualisme (dapat dibayangkan apabila di satu perusahaan environment lemburan kuat, lalu ada 1 leader yang amat pelit memberikan lemburan dengan alasan tidak penting, tidak perlu atau tidak produktif, menurut pengalaman maka besar kemungkinan anak buah muncul sikap-sikap non-mutualisme dengan leadernya)

Lemburan di satu sisi memang musti diperhitungkan kepatutannya dengan baik, walau di sisi lain dapat menjadi salah satu tools untuk menjalin hubungan mutualisme antara atasan dan bawahan. Namun tetap diingat dalam pemberian perintah lembur, leader pun musti inovatif sehingga sedikit banyak lemburan memiliki nilai guna.

Disclaimer
Tulisan ini dibuat dengan kondisi ceteris paribus dimana faktor lain selain leadership dianggap tidak ada atau normal. Urusan lemburan erat kaitannya dengan produktifitas dan beban finansial perusahaan. Oleh karena itu, diskusikan dengan HR dan unit Finance perusahaan anda untuk mencari tahu seberapa mampu perusahaan menanggung beban lembur pada periode berjalan sebelum anda mengambil keputusan.
Share:

0 comments: